Mengenal Teori Piaget, Teori Perkembangan Kognitif Anak Usia 0-12 Tahun
Mengenal Teori Piaget, Teori Perkembangan Anak-(Pixabay.FeeLoona)-
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Apakah Moms pernah mendengar tentang teori piaget?
Pada masa kanak-kanak, kemampuan kognitif si kecil masih terbatas, sehingga mereka sering kali belum bisa memahami konsep-konsep yang mudah dimengerti oleh orang dewasa. Akibatnya, mereka mungkin membuat kesalahan yang sama berulang kali, yang bisa membuat orang tua merasa frustrasi. Namun, ini bukan berarti si kecil nakal atau tidak pintar.
Mereka hanya membutuhkan waktu untuk mengembangkan kemampuan kognitif mereka seiring bertambahnya usia.
Teori piaget akan menjelaskan mengenai perkembangan kemampuan kognitif anak menurut Psikolog Jean Piaget. Bagaimana teori perkembangan perkembangan kognitif anak tersebut? Simak yuk!
BACA JUGA:Penting Bagi Anak, Mengenal 5 Fase Psikoseksual pada Anak yang Harus Orang Tua Ketahui!
Konsep Utama Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Sebelum mengenal tahapan perkembangan kognitif berdasarkan teori piaget, yuk kenali konsep dari teori ini terlebih dahulu yuk!
Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak-anak terjadi melalui beberapa tahap, dan konsep-konsep tertentu dapat membantu menjelaskan cara mereka belajar dan beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Memahami konsep-konsep ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik bagi orang tua tentang perkembangan dan proses berpikir anak-anak.
Berikut adalah konsep utama dalam teori Piaget tentang tahapan perkembangan anak:
1. Skema
Skema adalah pola pikir atau kerangka kerja kognitif yang digunakan individu untuk memahami dunia. Ini adalah cara kita mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi. Misalnya, seorang anak memiliki skema tentang hewan peliharaan, yang mencakup informasi tentang kucing dan anjing.
2. Konstruktivisme
Piaget mengemukakan bahwa anak-anak belajar dengan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan. Mereka secara aktif membentuk skema mereka melalui pengalaman.
3. Asimilasi
Asimilasi terjadi ketika individu menggunakan skema yang sudah ada untuk memahami atau menginterpretasi informasi baru. Misalnya, seorang anak yang belum pernah melihat kuda akan mencoba mengasimilasi kuda ke dalam skema "hewan peliharaan" yang sudah ada.
4. Akomodasi
Akomodasi terjadi ketika individu harus memodifikasi atau membuat skema baru untuk mencocokkan informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang ada. Dalam contoh sebelumnya, jika anak tersebut menyadari bahwa kuda berbeda dengan kucing atau anjing, dia akan membuat skema baru untuk kuda.
5. Keseimbangan
Piaget menyatakan bahwa anak-anak mencapai keseimbangan kognitif ketika mereka dapat menggabungkan asimilasi dan akomodasi dengan baik. Ini berarti mereka dapat mengintegrasikan informasi baru ke dalam skema yang ada tanpa mengalami konflik kognitif yang signifikan.
Keseimbangan menunjukkan bahwa individu telah mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dunia mereka.
BACA JUGA:Ini lho Moms Tanda Bayi Mendapatkan ASI yang Cukup
Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget
Teori Piaget menunjukkan bahwa anak-anak berkembang melalui empat tahap belajar yang berbeda. Teori ini tidak hanya berfokus pada bagaimana anak-anak memperoleh pengetahuan, tetapi juga pada sifat kecerdasan itu sendiri.
1. Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)
Pada tahap ini, bayi belajar tentang dunia melalui gerakan dan sensasi. Mereka mulai memahami bahwa tindakan mereka dapat menyebabkan hal-hal terjadi di sekitar mereka.
2. Tahap Praoperasional (2-7 Tahun)
Selama tahap ini, anak-anak mulai memikirkan berbagai hal secara simbolis. Penggunaan bahasa mereka menjadi lebih matang, dan mereka mengembangkan memori serta imajinasi, memungkinkan mereka untuk memahami perbedaan antara masa lalu dan masa depan.
Namun, pemikiran mereka masih didasarkan pada intuisi dan belum sepenuhnya logis, sehingga mereka belum dapat memahami konsep yang lebih kompleks seperti sebab akibat, waktu, dan perbandingan.
Menurut Medical News Today, ada lima perilaku utama yang ditampilkan anak-anak selama periode ini:
- Imitasi: Anak-anak dapat meniru tindakan orang lain.
- Permainan Simbolik: Anak-anak mulai memberikan karakteristik atau simbol pada objek, seperti berpura-pura bahwa tongkat adalah pedang.
- Menggambar: Imitasi dan permainan simbolik adalah elemen penting dalam menggambar, dimulai dari coretan hingga representasi objek yang lebih akurat.
- Pencitraan Mental: Anak-anak mulai dapat memvisualisasikan berbagai hal dalam pikiran mereka dan sering menanyakan nama dari banyak objek.
- Menjelaskan Peristiwa Secara Verbal: Anak-anak mulai menggunakan kata-kata untuk menggambarkan peristiwa, orang, atau hal-hal dari masa lalu.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Pada tahap ini, anak-anak mulai menunjukkan penalaran yang logis dan konkret. Mereka dapat memahami bahwa peristiwa tidak selalu berhubungan dengan mereka dan bahwa orang lain memiliki sudut pandang yang berbeda. Namun, mereka masih belum dapat melakukan penalaran yang sama untuk konsep abstrak atau hipotesis.
4. Tahap Operasional Formal (12 Tahun ke Atas)
Pada tahap akhir perkembangan kognitif ini, anak-anak mulai menggunakan simbol-simbol yang berhubungan dengan konsep-konsep abstrak seperti aljabar dan sains. Mereka juga dapat memikirkan berbagai hal secara sistematis, menghasilkan teori, dan mempertimbangkan kemungkinan.
Ini dikenal sebagai penalaran hipotetis-deduktif, yang memungkinkan mereka untuk memikirkan banyak cara untuk memecahkan satu masalah dan memilih opsi terbaik berdasarkan seberapa logis atau suksesnya kemungkinan itu.
Nah itulah teori perkembangan kognitif anak menurut Jean Piaget yang sering disebut dengan teori piaget. Dengan memahami teori Piaget, Moms bisa lebih bijak dalam membimbing si kecil melewati proses perkembangan kognitifnya.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: